Narasi Survival…
Sudah jauh – jauh hari informasi
tentang survival disampaikan baik di forum rapat maupun antar guru. Maka tak
kalah sibuk dengan menggali data kayak apa sich survival? Yang di hutan, makan
cacing, tidur tanpa atap.. hoho.. ini namanya sudah dig anti Tracking survival.
Berdasarkan informasi mensugesti
peserta supaya tidak down semangatnya. Memang rata – rata yang ikut adalah
perdana naik gunung. Kondisi seperti ini mendorong persiapan fisik dan
perlengkapan. Mental otomatis harus disiapkan.
Dua bulan menyiapkan untuk beli
ini dan itu. Perlengkapan yang safety berbanding lurus dengan harga. Solusi
satu satunya hanya dengan menyicil beberapa perlengkapan. Sehari sebelum
berangkat saya masih belum ada sepatu. Entahlah, waktu itu saya merasa yakin
dengan “Nggak papa pake sandal”.
Saya siapakan perlengkapan yang
saya bawa. Sebelum packing saya koordinasi dengan sekolahalam Bintaro, SA
Bekasi, dan SA Depok untuk fiksasi perlengkapan kelompok. Barang yang kami bawa
cukup berat, meski pada sesi pelatihan terdahulu memang sudah disampaikan bahwa
beban maksimal duapuluh persen dari berat badan.
Saya keluar dari rumah berjalan
menuju sekolah sudah ngos ngosan. Tas tidak terlalu besar, packing sudah
nyaman, bantalan tali tas yang empuk membuat nyaman di pundak. Semua
berdasarkan petunjuk barang yang tidak dipakai dengan segera di letakkan di
bawah, meletakkan barang – barang yang
ringan terlebih dahulu baru barang yang lebih berat.
Kondisi hujan ketika saya
berangkat. Saya bersama kawan saya sempat berbincang dan berharap tidak hujan.
Kenapa? Tidak hujan saja sudah berat apalagi hujan? ini melanggar aturan berdoa
hehe seperti tidak bersyukur dengan ketentuan Alla dan mulut kami mengalir
berucap “ Ya Allah jangan hujan”.
Taujih ruhani sebelum berangkat survival
membantu memotivasi. Pada intinya jika dilakukan hanya karena mengguggurkan
kewajiban pasti terasa sangat berat, namun jika dilakukan karena Allah maka
akan menjadi mudah.
Sesi berikutnya saya menimbang
barang bawaan saya, sesuai dengan ketentuan barang yang dibawa tidak boleh
lebih dari 20 persen berat badan. Tas saya naik ke timbangan dengan berat 10
kg. buat saya ini kelebihan 2 Kg.
Idealnya saya hanya membawa maksimal
8 Kg.
Pensortiran dimulai, sleeping
bag, baju ganti dan beberapa snack saya
tinggal. Berkurang 1,5 Kg. Lumayan. Beberapa orang guru mengusulkan supaya
termos saya ditinggal. Hiks saya tidak sepakat, mengingat saya harus sedia
minum hangat di daerah dingin.
Pukul 02.00 kami bangun dan
persiapan untuk berangkat. Bukan naik tronton tetapi angkot. Angkot biru
Kebayoran –Ciputat. Sebelum berangkat kami diajak muter muter cari bensin. Dan
ketemulah di sector 2 Bintaro. Dari
pukul 03.00 lebih (*lupa) keluar dari sekolah sudah hampir 30 menit muter cari
bensin. Sabaaaaar
Perjalanan berhenti di masjid
kampus Djuanda. Kami sholat subuh berjamaah. Tidak lama ada kabar bahwa mobil
yang ditumpangi kelompok 3 bannya kempes jadi harus menunggu. Boleh dibilang
waktu itu waktu istirahat. Kalau mau bisa juga sarapan di depan masjid.
Mobil yang bannya kempes menyusul
ke masjid Djuanda, dan sudah diperbaiki sehingga bisa dinaiki tapi tidak banyak
penumpang. Saya pindah dari mobil
menumpang di mobil yang bannya kemps. Sepanjang perjalanan Alhamdulillah
aman, sempat berhenti sebentar untuk isi angin dan bisa melanjutkan perjalanan
selanjutnya
Di lokasi keberangkatan
Sekolahalam Bintaro paling telat, sarapan sudah disediakan oleh panitia
sehingga ketika sudah sampai bisa makan. Tidak lama setelah sarapan setiap
peserta sudah bergabung dalam kelompok dan siap survival tracking.
Saya hanya berbekal “BISA” dan
perasaan Yakin kuat tidak akan terjadi apa – apa. Khawatir saya hanya ketika
saya sesak karena faktor dingin. Alhamdulillah dengan jalan kan bergerak…
dingin itu pun tidak menjadi kendala yang berarti.
Pendamping kelompok saya baik,
menunjukkan beberapa tumbuhan yang bisa di makan, teman – teman yang super
kompak dengan “Allahuakbar!” mantap dech takbirnya.Sepanjang perjalanan saya
sambil memakan tumbuhan dan buah yang bisa dimakan.
Subhaanallah sesampainya di kawah
ratu… buat saya “this is the first time I see “ indah banget. Teman sekelompok
kami ada yang merasakan pusing mungkin efekk bau gas belerang. Papan besar
bertuliskan” DILARANG JONGKOK.
Seharian kami menyusuri jalan
setapak. Terlintas ini jalan air apa jalan manusia ya.. Never Mind tetap
menyenangkan. Sumber air yang bersih dan buah yang segar langsung petik sendiri
menjadi kepuasan tersendiri…Subhaanallah.
Malam hari kami semua
beristirahat dengan mendirikan bifak dari jas hujan. Alhamdulillah masih
diperbolehkan membawa jaket. Panitia masih baik membekali kami dengan singkong.
Kami makan singkong hehe..
Saya dan teman – teman sekelompok
berbagi tugas ada yang mendirikan tenda ada pula yang memasak. Tepat sebelum
magrib kami semua kegiatan sudah selesai. Tenda yang nyaman untuk istirahat
sementara. Inilah nikmatnya perjalanan, kami satu kelompok dari 3 sekolah yang
sebelumnya belum kenal menjadi semakin akrab.
Sholat dijamak, makan sudah
selesai, saatnya istirahat. Pembagian shift jaga berjalan baik di awal, hanya
saja ada satu dari kelompok kami yang kedinginan. Kami merasa khawatir kalau
beliau tidak kuat, akhirnya kami melakukan aktivitas yang membuat beliau tidak
kedinginan.
Ternyata kami satu tenda salah
posisi tidur, salahnya adalah mengikuti arus udara /angin. Setelah berubah
posisi kami semua bisa tertidur (ada yang lama ada yang sebentar). Malam
terlewati pagan datang, saatnya bongkar tenda dan sarapan. Hari ini sarapan
dengan singkong istimewa pake gula..hehe..ada gula…
Rasanya memang lebih
enak..(jiaaahhehehe). Dan kami pun melanjutkan perjalanan. Sampai ke lokasi
penutupan. Subhaanallah dahsyat perjalanan ini.
Penutupan diawali dari kejujuran.
Jujur membawa dan memakan jenis makanan selain yang diberikan panitia. Saya
termasuk ikut..kan makan singkong special gula. Pembelajaran keteladanan.
Perjalanan sembari
konservasi..HEBAT
“JIKA ORANG LAIN MENJAGA ALAM
TANPA MENYEBUT NAMA ALLAH SAJA MEMBERIKAN DAMPAK YANG LUAR BIASA, APALAGI KITA
SEBAGAI MUSLIM MENGAWALI DAN MELAKUKAN DENGAN DINIATI IBADAH PASTI HASILNYA
LEBIH DAHSYAT LAGI”